Please, Don’t Cry [Part 5]

Tittle               : PLEASE, DON’T CRY [Part 5]

Author             : Falcondhe hacker
Main Cast        : Choi Minho, Choi Sooyoung, Cho Kyuhyun, Jung Krystal
Genre              : Romance

Pagi ini di ruangan dokter Cho

“Bagaimana keadaanmu? Sepertinya kau terlihat sangat baik,” ujar dokter Cho lega.

“Apanya yang baik?! Keadaanku malah semakin memburuk semenjak Soyoung noona menyewa seorang perawat untukku,” sahutku sambil melirik Krystal yang berdiri tak jauh dari tempat duduk dokter Cho.

“Memangnya apa salahku?? Lihatlah dokter, dia terlihat sangat sehat sekarang. Bagaimana bisa dia berkata bahwa keadaannya memburuk,” sahut Krystal tak terima.

“Tubuhku memang terlihat sehat, tapi telingaku yang sakit!!” balasku.

“Bagaimana bisa? Memangnya aku melakukan apa pada telingamu??”

“Kau begitu cerewet! Bagaimana telingaku tidak sakit!! Tiap hari ada saja yang kau teriakkan atau ceritakan. Membuat pusing saja!!”

“Sudah.. sudah… Mengapa kalian jadi bertengkar? Bisa-bisa nanti orang yang melewati ruanganku menyangka aku sedang menyiksa pasienku,” canda dokter Cho.

“Maaf dokter Cho, entah mengapa, tapi aku selalu merasa kesal saat bersamanya. Hah!! Mengapa bukan noona-ku saja yang mengantar?!” ujarku lalu mencibir Krystal lagi.

“Kesal?? Enak saja. Aku yang tersiksa tiap bersamamu tuan Minho. Setiap hari hanya kau mengerjaiku yang aneh-aneh. Menyebalkan!!” protes Krystal.

“Apa kau bilang?!! Kau yang menyebalkan!!” sahutku tak mau kalah.

“Hei…sudah. Aku pusing melihat kalian bertengkar terus. Pantas saja Sooyoung-sshi berkata kalau kau dan Krystal sangat cocok,” ujar dokter Cho lalu tertawa.

“Noona bilang begitu?? Haiisshhh… noona memang aneh,” gerutuku.

Dokter Cho kembali tertawa, kali ini lebih keras.

Mungkin merasa ada sesuatu yang lucu pada diriku. Atau pada diriku dan Krystal??

Haisshh…

Jangan-jangan dokter Cho juga berpikiran sama dengan noonaku?!! Mereka memang sehati. Sangat cocok bila bersama, batinku.

“Jaga dirimu baik-baik Minho-sshi. Jangan sampai jantungmu kambuh, karena itu akan sangat berbahaya. arachi??” pinta dokter Cho.

“Heemm,” aku mengangguk tanda setuju.

“Dokter Cho, aku pulang dulu,” pamitku.

“Ya… sampaikan salamku pada noona-mu yah,”  ujarnya lagi lalu tersenyum.

“Aaa…. Dokter menyukai Sooyoung noona ya?? Cepat dekati dia, kurasa noona ku juga sangat menyukaimu, hanya saja dia terlalu malu untuk mengungkapkannya padamu dokter,” godaku.

Dokter Cho hanya tersenyum manis. Kulihat wajahnya memerah karena malu.

Kurasa Dokter Cho memang benar-benar menyukai noona ku. Memang seharusnya begitu, baru aku bisa tenang.

=========================================

Saat perjalanan pulang ke apartemen…

Aku dan Krystal berjalan di jalanan setapak tanpa saling bicara. Kuakui aku masih merasa canggung dengan kejadian saat ulang tahun noona-ku. Entah mengapa perihal ciuman itu belum bisa aku lupakan, terus saja terbayang.

Tapi aku tak bisa diam terus-menerus, setidaknya aku bisa mengajaknya bertengkar seperti di ruangan dokter Cho tadi. Bukannya diam seperti ini.

“Hei! Mengapa diam??” tanyaku membuka percakapan.

“Apa? Aku? Kau juga dari tadi diam,” jawabnya.

“Ayo bicara,” pintaku.

“Kau ini kenapa?? Aku harus bicara apa??” tanyanya kembali padaku.

“Apa saja, yang penting bicara. Biasanya kau ini sangat cerewet, lalu mengapa sekarang tidak mau bicara sedikitpun?!!” seruku mulai kesal.

“Shirreoyo. Kau mau apa?!”  balasnya.

“Haisshh… kau?!!!”

“Ingatlah pesan dokter Cho tadi, kau tidak boleh membuat penyakit jantungmu kambuh tuan Minho. Jadi berhentilah berteriak-teriak dengan emosi yang berlebihan.”

“Makanya jangan membuatku kesal!!”

“Siapa yang membuatmu kesal?? Kau sendiri yang membuat dirimu merasa kesal, bukan aku,” bantahnya.

“Kau!! Hah! Sudahlah,” aku benar-benar lelah selalu berteriak padanya.

Perjalanan kami kembali hening, aku dan Krystal diam lagi.

Tiba-tiba aku menghentikan langkahku lagi dan menatap Krystal. Membuatnya terkejut lalu ikut berhenti tepat dihadapanku.

“Kau ini kenapa?? Mengapa berhenti tiba-tiba??” tanyanya.

“Bagaimana kalau kita pacaran?” ujarku tanpa ekspresi.

“Mwo???”

“Kita pacaran saja,” aku mengulang kata-kataku tadi.

“Kau ini bicara apa? Jangan bercanda tuan Minho. Itu tidak lucu,” ujarnya gugup.

“Aniyo. Aku tidak bercanda. Aku ingin kau jadi pacarku. Sudahlah, mulai detik ini statusmu adalah pacarku!” ujarku lalu melenggang pergi meninggalkannya.

“Mana bisa begitu tuan Minho. Aku kan belum mengiyakan,” protesnya sambil mengejar langkahku.

“Terlambat!! Keputusanku tidak bisa diubah. Jangan banyak protes lagi!!” sahutku santai.

“Tapi….tuan Minho…”

“Oh ya. Berhenti memanggilku dengan sebutan tuan Minho. Aku tidak suka dengan panggilan itu. Panggil saja namaku, itu lebih baik,” pintaku.

Krystal hanya terdiam dan berjalan mengikutiku dibelakang.

Aku tersenyum puas.

Bahkan sangat puas.

Krystal sekarang adalah pacarku.

Walaupun ini terasa memaksa, tapi apa peduliku.

Krystal saja tidak menolaknya jadi aku berharap ini bukan cinta satu pihak saja. Aku ingin Krystal juga bisa menyukaiku.

Aku memegangi dadaku, sepertinya jantungku berdetak dengan cepat. Semoga ini bukan pertanda buruk

=========================================

Sejak hari itu, aku dan Krystal menjalani hari-hari sebagai sepasang kekasih.

Tanpa terasa sudah satu tahun lebih kami menjalani hubungan itu, hubungan yang terjadi karena paksaanku. Paksaan yang berubah menjadi perasaan cinta di hati masing-masing.

Yaa…

Walaupun kuakui aku dan Krystal masih seperti saat pertama kali kami bertemu.

Bertengkar dan saling acuh.

Kurasa hanya aku yang acuh karena Krystal benar-benar seorang perawat dan kekasih yang sangat perhatian.

Krystal kini bukan lagi perawatku karena perjanjian Krystal dan noonaku telah berakhir. Karena kini Sooyoung noona bisa menjagaku setiap hari tanpa peduli lagi pekerjaannya. Mengapa??? Karena noona ku dan dokter Cho juga telah mengikrarkan janji mereka untuk hidup bersama. Berbagi suka cita dan bahagia bersama.

Berjanji untuk saling menjaga dan menyayangi selamanya.

Singkat dan tak terduga, itulah pendapatku. Tapi aku bahagia. Sangat bahagia, karena impianku melihat noonaku bahagia di samping pria yang dia cintai akhirnya terwujud. Bebanku seperti hilang. Karena kini akan ada yang dapat menjaga dan melindunginya hingga akhir kehidupan nanti.

Kehidupan yang panjang. Sangat panjang. Bukan kehidupan singkat yang harus kujalani karena penyakitku.

Noona, semoga kau bahagia bersama dokter Cho. Bahagia hingga maut memisahkan kalian.

Dokter Cho, semoga kau bisa terus mencintai noona ku hingga akhir kehidupanmu.

Aku kembali termenung.

Berpikir.

Apakah aku dan Krystal juga bisa memiliki hari bahagia seperti noona ku dan dokter Cho kelak??

Bahagia hingga akhir kehidupanku dan Krystal.

Aku ragu.

=========================================

Author Pov

Hari minggu. Langit Seoul sedang tidak bersahabat. Krystal sudah hampir dua jam duduk di meja makan tanpa melakukan apapun. Tangannya terkulai lemas di meja makan. Ia benar-benar merasa sangat lelah. Lelah bertengkar dengan Minho untuk sekian kalinya. Tapi untuk saat ini Krystal baru menyadari bahwa hatinya juga ikut sakit. Ia mengingat kembali pertengkarannya dengan Minho.

“Ada apa sekarang?” tanya Krystal. Hari ini Minho tak mau makan apapun.

“Pergi… pulanglah. Kau jangan datang kesini lagi,” ujar Minho datar.

“Kenapa? Apa aku berbuat salah lagi? Apa aku melukaimu?”

“Ka…pergilah. Aku tidak butuh kau lagi. Lebih baik kita berpisah juga, kita putus saja Krystal.”

“Mwo?? Putus? Kita sudah satu tahun lebih bersama dan dengam mudahnya kau bilang kita putus. Ada apa sebenarnya denganmu Minho?” tanya Krystal tak mau menerima keputusan sepihak ini.

Minho menatap Krystal, menatap sepasang mata milik Krystal yang indah.

“Kau tahu aku, kau tahu penyakitku dan kau tahu aku akan mati kapan saja. Tapi kenapa kau masih disampingku, tersenyum bahagia. Kau tahu itu membuatku makin membenci dirimu.”

“Seharusnya aku tidak mengenalmu, kau tidak menjadi perawatku, kau tidak kenal noona-ku dan seharusnya aku tidak menyukaimu. Suatu kesalahan jika kita tetap pacaran. Aku tidak mau kau terluka Krystal,” ujarku padanya. “Kumohon kau mengerti keadaan kita ini.”

“Aku… mencintaimu dan sayang padamu Minho. Aku … tidak mau kita putus. Bukankah aku gadis yang kuat, kita bisa berbagi beban bersama Minho-ah,” kata Krystal.

“Dengar,” kata Minho, ia menahan agar emosinya tidak keluar karena dadanya sudah terlalu sakit setelah berbicara seperti tadi terhadap Krystal. “Kau masih muda, kau sehat, kau punya masa depan. Jadi, tolong… jangan hancurkan semuanya hanya karena cintamu padaku Krystal. Kau berhak bahagia, kau bisa mencari namja yang lain yang jauh lebih baik dan bisa memberikanmu masa depan.”

Krystal menggeleng kuat, ia menolak semua perkataan Minho. Baginya cinta dan sayang darinya cukup untuk membuatnya lebih tegar dan kuat.

“Tapi…

“Krystal,” desak Minho lagi. “Tolong jangan paksa aku. Aku tidak mau membentakmu.”

Perlaham Minho mendekati wajah Krystal dan menciumnya lembut. Dan tak lama kemudian ia melepaskannya.

“Kita putus ya.” Minho berjalan menjauh meninggalkan Krystal. Minho keluar dari apartemen. Tanpa diketahui Krystal, Minho sedang berjuang untuk menahan rasa sakit di dadanya. Ia merasa jantungnya mulai sakit kembali.

Krystal masih berdiri di tempatnya. Sedari tadi ia menahan untuk menangis, ia menahannya karena ia mau terlihat kuat di depan Minho. Tapi sekarang, ia tak bisa. Kata-kata Minho tadi sangat menyakitkan. Krystal terisak pelan dalam diam, sesenggukan menangis. Menangis untuk pertama kalinya untuk Minho. Dan lama…Krystal terisak hebat sampai dadanya terasa sakit. Krystal tidak pernah menyangka mencintai ternyata sesakit ini.

Krystal tak mau menangis lagi. Ia lelah menangis. Menangis akan membuatnya terlihat lemah dan kasihan.

“Kau harus lebih kuat lagi. Krystal…kau pasti bisa,” ujar Krystal pada dirinya sendiri.

==========to be continue=====================

Tinggalkan komentar